”
Cinta ku di kampus kuning “
Matahari yang tersenyum dengan keindahan sinarnya
mulai lelah menjalankan tugasnya,menatap ku seakan meminta sedikit waktu
untuknya beristirahat. Dengan malu mulai meredupkan sinar keindahannya. Aku
harus segera berlari mengejar waktu agar tidak terlambat masuk kuliah perdana
ku hari ini. Aku harus memulai keberhasilan ku untuk duduk di kursi paling depan. Agar selalu menjadi yang
terdepan di antara yang lain. Teori Ekonomi Mikro mata kuliah hari ini. Hampir
semua mahasiswa melakukan 3D (datang, duduk, diam). Semakin banyak dosen
menjelaskan, semakin diam lah mahasiswa dalam kelas ku. Sedangkan aku asyik
melihat salah satu teman ku yang sangat ku kagumi sejak dulu. Terlihat wajahnya
yang biasa saja tetapi senyumnya sangat luar biasa bagi ku. Tidak ada cinta kedua bagi ku,Doni lah
cinta pertama ku. Aku selau mengikuti jurusan apa yang dia ambil agar aku
selalu bisa melihatnya. Karena sebenarnya sastra lah yang aku inginkan.
“Tiya………….!”
Aku segera menoleh dengan tidak sabar,dan tiba –
tiba ku lihat laki – laki yang selama ini aku kagumi memanggil ku.
“Kenapa Don?”
“Besuk kita ga ada mata kuliah ya,jalan yok!”
Aku bagai tersambar petir di malam bolong.
“Waduh!”kemana Don?”
“Emm, ke Perpustakaan Daerah aja Ya!” Sekalian kita
ngerjain tugas Presentasi Pengantar Bisnis.”
Aku hanya bisa menganggukan kepala ku. Tidak
berfikir panjang lagi. Padahal aku sama sekali tidak tahu apa tugas Pengantar
Bisnis dan kenapa aku bisa satu kelompok sama Doni. Ah aku tidak peduli,yang
pasti aku akan lebih sering bertemu dengannya. Waktu terasa berjalan begitu
lamban bagi ku. Tak sabar menunggu esok hari. Keesokan harinya ku lihat Doni
datang di balut kaos berwarna biru,dan malunya aku,tidak sengaja baju yang kami
kenakan memiliki warna yang sama. Sepertinya Tuhan sedang mengirim kan pangeran
untuk ku hari ini. Hembusan angin dari arah berlawanan kami mengendarai motor
seakan menerpa lembut mengajak ku terbang bersamanya.
“Tiya, ayok masuk!”
Suara itu membuyarkan semua khayalan ku.
“Tiya,aku punya pertanyaan buat kamu.’
“Kamu pilih
tenaga cari uang atau uang cari uang?”
“Emm, tenaga cari uang.”
Aku menjawab tanpa berfikir sedikit pun.
“Kamu salah,seharusnya pilih uang cari uang,karena
kita lebih baik menjadi pengusaha atau pebisnis daripada menjadi seorang
karyawan, uang lah yang mencari uang itu sendiri bukan kita yang harus bekerja
mencari uang”
Aku hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Doni. Dan
hati mulai manja mengharap perhatian yang lebih dari laki - laki itu. Tidak
terasa matahari yang bersinar mulai meminta kembali waktu beristirahatnya.
Sudah pergi menghilang meninggalkan kami. Dan tubuh ku terasa iri ingin juga
sejenak merebahkan badan di atas kasur kesayangan ku. Hari berganti hari,bulan
berganti bulan,semester berganti semester, dan akhirnya kami semua lulus. S1
lulusan Manajemen Pemasaran di Fakultas Ekonomi tidak menghambat keinginan ku
untuk melanjutkan S2 ke Amerika Serikat mengambil jurusan Sastra disana. Untuk
lebih mendalami sastra untuk menggali potensi sastra ku. Karena menulis adalah
hidup ku. Semenjak hari itu aku tidak pernah bertemu lagi dengan Doni. Tetapi
perasaan ku masih saja mengikutinya. Cinta ku sudah berakhir di kampus kuning. Aku
harus menghibur diri dengan menulis dan menulis. Tidak bisa ku ungkiri semua
karya ku terinspirasi dengan Doni. Semakin tinggi khayalann ku dengannya,
semakin banyak karya yang ku buat saat di kampus kuning. Hingga akhirnya ku
putuskan mengirim semua tulisan – tulisan ku ke media cetak Indonesia. Tulisan
ku mulai terbit di koran – koran,majalah sampai buku di Indonesia. Nama ku
semakin melejit. Dan setelah lulus S2, aku pun pulang kembali ke Indonesia. Suatu hari,salah satu stasiun
TV Indonesia mengundang ku dalam program “SHE” tentang wanita karier. Sudah
pasti kehidupan pribadi tidak lepas dari pertanyaan – pertanyaan yang mereka
lempar terhadap ku.
“Anda akan kami pertemukan dengan seseorang yang sangat
luar biasa, seorang sastrawan muda.”
Semua penonton meriah ikut serta meriuhkan malam.
Sosok laki – laki keluar dari pintu belakang tepat pintu yang ku lalui untuk
masuk dalam acara ini. Ku lihat dari ujung sepatu terus naik keatas
melihat tangan yang ia lipat kebelakang
seperti membawa sesuatu yang indah atau sesuatu yang mengerikan pikirku. Terus
ku lanjutkan penasaran ku naik ke atas tepat berhenti di wajahnya yang
tersenyum langsung menatap ku. Tepuk tangan penonton semakin riuh. Aku terasa hidup kembali dalam dunia nyata
ku. Ternyata dia adalah Doni, seorang laki – laki yang dulu ku kagumi saat kami
menjadi mahasiswa di kampus kuning. Perlahan namun pasti menghampiri ku.
Tersenyum kembali dengan mengulurkan tangannya dan ku sambut dengan tangan yang
sangat dingin.
“Tiya,apa kabar?”
Aku benar – benar tidak bisa membuka mulutku. Air
tiba – tiba mengalir menyeberangi pipi ku. Tetes demi tetes mulai membasahi
pipi ku. Tak bisa ku bendung air mata ku.
“Baik Don.”
Pembawa acara langsung menengahi ketegangan kami.
“Nona Tiya,Ada yang akan anda katakan untuk Doni?”
Aku terdiam mengumpulkan sejenak nyawa ku yang
tadinya terbang berhamburan karena terlalu kaget dengan kenyataan ini.
“Emm, Don kamu udah menikah?”
Doni menatap ku semakin tajam,dan mengisyaratkan
bahwa ia sudah menikah dengan gadis yang pasti ia sangat cintai.
“Emm…..
“Aku…....
“Emm…..
“Aku……
“Aku masih menunggu kamu pulang dari Amerika
Serikat.”
Penonton reflek berdiri berteriak bertepuk tangan
semakin riuh, karena melihat aku dan Doni berpelukan sangat erat. Akhirnya aku duduk di pelaminan bersamanya di
tengah – tengah tamu undangan yang hadir untuk memberikan ucapan ikut bahagia.
“Tiya!’
“Tiya!”
“Tiya!’
Tepuk tangan terasa semakin ramai dan semakin dekat
di telinga ku. Terasa ada yang menepuk – nepuk pundak ku. Dan ternyata kemeriahan
itu bukan karena mereka ikut merasakan kebahagiaan ku, tetapi karena mereka
menertawakan aku yang tidak sengaja tidur di dalam kelas. Hingga Dosen yang
mengajar di kelas melihat ku. Aku terbangun dari lamunan dan pergi meninggalkan
begitu saja khayalan indah ku. Dan harus mendapat point dari Dosen ku karena
tidur di saat jam mata kuliah berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar